SELAMAT DATANG DI K3MI PONOROGO
Kegiatan K3MI Kegiatan K3MI Kegiatan K3MI Kegiatan K3MI Kegiatan K3MI Kegiatan K3MI Kegiatan K3MI Kegiatan K3MI Kegiatan K3MI 1 2 3 4 5

DOWNLOAD BUKU K 13 EDISI REVISI

Anda Pengunjung ke

Perubahan Kurikulum Pendidikan Nasional Mulai 2013

 

Perubahan Kurikulum Pendidikan Nasional Mulai 2013

Staf ahli Mendikbud Prof Kacung Marijan MA menegaskan bahwa kementerian itu akan melakukan perubahan kurikulum pendidikan nasional mulai 2013 untuk menyeimbangkan aspek akademik dan karakter.
“Perubahan yang dikontrol langsung Wapres Boediono itu bukan karena ada tawuran antarpelajar, tapi prosesnya sudah lama (2010) dan kepentingannya sekarang menjadi diperkuat lagi,” katanya setelah berbicara dalam Seminar dan Lokakarya ’Teknologi dan Perubahan Sosial’ di Pascasarjana ITS Surabaya, Selasa (2/10/2012).
Dalam acara yang digelar UPM (unit pelaksana mata kuliah) Soshum (sosial humaniora) dan diikuti 259 orang pemangku ilmu humaniora dari sejumlah kampus di Surabaya itu, staf ahli Mendikbud bidang Kerja Sama Internasional itu menjelaskan perubahan kurikulum itu diperuntukkan pendidikan dasar hingga menengah.
“Itu karena perubahan karakter memang harus dimulai dari TK hingga SMA, sedangkan perguruan tinggi bersifat otonom. Intinya, perubahan kurikulum pendidikan itu akan menyederhanakan sejumlah mata pelajaran,” katanya.
Namun, kata Prof Kacung yang juga guru besar Ilmu Politik Unair itu, penyederhanaan itu diperuntukkan mata pelajaran yang bersifat umum ke dalam Ilmu Pengetahuan Umum, sedangkan ilmu sains (MIPA) dan ilmu sosial yang merupakan “basic” ilmu pengetahuan akan tetap ada.

Arah Perubahan Kurikulum Pendidikan Nasional

“Jadi, kurikulum pendidikan yang baru nanti akan mengubah mindset pendidikan yang bersifat akademik menjadi dua paradigma yakni akademik dan karakter, bahkan pendidikan karakter akan lebih banyak di tingkat pendidikan dasar atau TK dan SD, karena karakter itu merupakan pondasi pendidikan,” katanya.
Ia mencontohkan orang sukses itu bukan ditentukan mata pelajaran bernilai A, tapi perilaku orangnya asusila, namun keduanya harus seimbang.
“Itu karena orang sukses itu bukan hanya orang pintar, tapi pintar, baik dalam cara berkomunikasi dengan orang lain, kreatif, dan ketrampilan soft skill lainnya yang juga baik,” katanya.
Menurut alumnus Australian National University (ANU) itu, pendidikan karakter itu juga tidak harus berupa mata pelajaran tersendiri, meski mata pelajaran Pancasila akan dimunculkan lagi menjadi Pendidikan Pancasila dan PKN (PPKN).
“Misalnya, mata pelajaran Biologi yang memberikan penugasan observasi/penelitian secara berkelompok itu akan mengajarkan cara kerja sama, leadership, komunikasi melalui presentasi hasil penelitian, kompetisi melalui persaingan antarkelompok, dan seterusnya. Itu semua pendidikan karakter,” katanya.
Ditanya target dari perubahan kurikulum, ia mengatakan perubahan kurikulum itu untuk mencetak sumberdaya manusia yang profesional secara akademik dan tangguh atau kreatif secara karakter.
“Yang jelas, perubahan kurikulum itu memang akan membuat mata pelajaran lebih sedikit dari sebelumnya, lalu mata pelajaran yang bersifat hafalan juga berkurang, karena banyak praktik lapangan dan studi kasus, sehingga teknik pembelajaran akan mengarahkan siswa menjadi inovatif, kreatif, kompetitif, dan sebagainya,” katanya.
Namun, perubahan kurikulum itu tidak akan ada artinya tanpa pembenahan guru, karena itu pemerintah juga menata guru melalui uji kompetensi guru (UKG) yang bertujuan untuk memetakan guru yang mumpuni.
“Hasilnya memang belum memuaskan karena hanya 42 persen guru yang mumpuni, namun 48 persen guru yang tidak mumpuni itu tidak akan diabaikan, melainkan mereka akan diberdayakan melalui serangkaian pelatihan. Pemerintah juga mengizinkan non-guru untuk mengikuti UKG, karena banyak non-guru yang selama ini mengajar seperti di ITS,” katanya.
Menanggapi hal itu, Rektor ITS Prof Tri Yogi Yuwono DEA menyatakan setuju bila perguruan tinggi juga memadukan antara ilmu sains dengan ilmu sosial.

Perubahan Kurikulum Pendidikan Nasional Prioritaskan Pendidikan Karakter

Perubahan Kurikulum Pendidikan Nasional Mulai 2013
Prof Kacung Marijan MA
Seperti yang katakan oleh Staf ahli Mendikbud Prof Kacung Marijan MA menegaskan bahwa kementerian itu akan melakukan perubahan kurikulum pendidikan nasional mulai 2013 untuk menyeimbangkan aspek akademik dan karakter, Wiendu juga menegaskan bahwa Perubahan Kurikulum Pendidikan Nasional Prioritaskan Pendidikan Karakter.
“Masa depan itu perlu rekayasa sosial, sebab adanya teknologi yang disalahgunakan itu membuktikan teknologi juga perlu mengenal kemanfaatan sosial,” katanya.
Menurut Wiendu, kurikulum sekolah yang selama ini diterapkan setiap sekolah secara langsung menjadi beban, bukan hanya siswa tetapi juga guru.
“Padahal pemerintah menginginkan, sekolah tidak menjadikan beban tetapai proses pembelajaran. Budaya asli bangsa diantaranya budi pekerti, sopan santun yang mulai luntur, akan kembali diangkat dengan lebih menekankan pada pendidikan karakter,” kata Wiendu, Minggu (30/9/2012).
Wiendu merasa prihatin dengan lunturnya budaya asli Indonesia pada pribadi bangsa termasuk generasi muda. Berbagai kasus tawuran pelajar, menurut Wiendu, menjadi salah satu contoh yang harus mendapat penanganan cepat.
“Sekarang ini kami sedang mencari akar permasalahan ditinjau dari aspek pendidikan dan karakter. Makanya, sebagai langkah awal kita tengah melakukan pemetaan daerah rawan tawur pelajar untuk ditindaklanjuti dengan berbagai program karakter. DKI Jakarta sekarang ini baru dimulai program itu,” kata Wiendu.
Anggota Komisi X DPR RI, Dedi Gumelar mengatakan, berbagai masalah bangsa diantaranya lunturnya karakter dan budaya termasuk pada siswa sekolah, bukan semata-mata kesalahan siswa sekolah.
“Menurut saya, sistem rekrutmen guru yang kurang tepat. Karena sekarang ini banyak orang-orang yang bukan kompetensi guru tetapi menjadi guru dan mengajar pada anak-anak sekolah. Karena pola rekrutmen yang salah menyebabkan hasil didikan pada siswa juga melenceng,” kata Dedi.
sumber : kompas.com artikel “Perubahan Kurikulum Pendidikan Nasional Mulai 2013

Mengapa Perlu Adanya Pendidikan Karakter

 

Mengapa Perlu Adanya Pendidikan Karakter?

Pendidikan karakter adalah suatu hal yang saat ini ditekankan dalam pendidikan di Indonesia. Nah dalam saya muncul berbagai pertanyaan tentang pendidikan karakter. Diantaranya yaitu Mengapa perlu pendidikan karakter? Apakah ”karakter” dapat dididikkan? Karakter apa yang perlu dididikkan? Bagaimana mendidikkan aspek-aspek karakter secara efektif? Bagaimana mengukur keberhasilan sebuah pendidikan karakter? Siapa yang harus melakukan pendidikan karakter? 
Pertanyaan-pertanyaan tersebut kembali diperkuat oleh kebijakan yang menjadikan pendidikan karakter sebagai ”program” pendidikan nasional di Indonesia terutama dalam Kementerian Pendidikan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II. ”Pendidikan karakter” bukanlah hal baru dalam sistem pendidikan nasional Indonesia. Untuk menjawab semua tentang pendidikan karakter mari kita bahas satu persatu.

1. Mengapa perlu pendidikan karakter?

Ada beberapa penamaan nomenklatur untuk merujuk kepada kajian pembentukan karakter peserta didik, tergantung kepada aspek penekanannya. Di antaranya yang umum dikenal ialah: Pendidikan Moral, Pendidikan Nilai, Pendidikan Relijius, Pendidikan Budi Pekerti, dan Pendidikan Karakter itu sendiri. Masing-masing penamaan kadang-kadang digunakan secara saling bertukaran (inter-exchanging), misal pendidikan karakter juga merupakan pendidikan nilai atau pendidikan relijius itu sendiri (Kirschenbaum, 2000).
Sepanjang sejarahnya, di seluruh dunia ini, pendidikan pada hakekatnya memiliki dua tujuan, yaitu membantu manusia untuk menjadi cerdas dan pintar (smart), dan membantu mereka menjadi manusia yang baik (good). Menjadikan manusia cerdas dan pintar, boleh jadi mudah melakukannya, tetapi menjadikan manusia agar menjadi orang yang baik dan bijak, tampaknya jauh lebih sulit atau bahkan sangat sulit. Dengan demikian, sangat wajar apabila dikatakan bahwa problem moral merupakan persoalan akut atau penyakit kronis yang mengiringi kehidupan manusia kapan dan di mana pun.
Kenyataan tentang akutnya problem moral inilah yang kemudian menempatkan pentingnya penyelengaraan pendidikan karakter. Rujukan kita sebagai orang yang beragama (Islam misalnya) terkait dengan problem moral dan pentingnya pendidikan karakter dapat dilihat dari kasus moral yang pernah menimpa kedua
Sebagai kajian akademik, pendidikan karakter tentu saja perlu memuat syarat-syarat keilmiahan akademik seperti dalam konten (isi), pendekatan dan metode kajian. Di sejumlah negara maju, seperti Amerika Serikat terdapat pusat-pusat kajian pendidikan karakter (Character Education Partnership; International Center for Character Education). Pendidikan karakter berkembang dengan pendekatan kajian multidisipliner: psikologi, filsafat moral/etika, hukum, sastra/humaniora.
Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari seseorang: mentalitas, sikap dan perilaku. Pendidikan karakter semacam ini lebih tepat sebagai pendidikan budi pekerti. Pembelajaran tentang tata-krama, sopan santun, dan adat-istiadat, menjadikan pendidikan karakter semacam ini lebih menekankan kepada perilaku-perilaku aktual tentang bagaimana seseorang dapat disebut berkepribadian baik atau tidak baik berdasarkan norma-norma yang bersifat kontekstual dan kultural.
Menurunnya kualitas moral dalam kehidupan manusia Indonesia dewasa ini, terutama di kalangan siswa, menuntut deselenggarakannya pendidikan karakter. Sekolah dituntut untuk memainkan peran dan tanggungjawabnya untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang baik dan membantu para siswa membentuk dan membangun karakter mereka dengan nilai-nilai yang baik. Pendidikan karakter diarahkan untuk memberikan tekanan pada nilai-nilai tertentu –seperti rasa hormat, tanggungjawab, jujur, peduli, dan adil– dan membantu siswa untuk memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka sendiri.

2. Pengertian Pendidikan Karakter

Kata character berasal dari bahasa Yunani charassein, yang berarti to engrave (melukis, menggambar), seperti orang yang melukis kertas, memahat batu atau metal. Berakar dari pengertian yang seperti itu, character kemudian diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan karenanya melahirkan sutu pandangan bahwa karakter adalah pola perilaku yang bersifat individual, keadaan moral seseorang?. Setelah melewati tahap anak-anak, seseorang memiliki karakter, cara yang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan perilaku yang ada di sekitar dirinya (Kevin Ryan, 1999: 5).

Williams & Schnaps (1999) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai

“any deliberate approach by which school personnel, often in conjunction with parents and community members, help children and youth become caring, principled and responsible”.
Maknanya dari pengertian pendidikan karakter yaitu merupakan berbagai usaha yang dilakukan oleh para personil sekolah, bahkan yang dilakukan bersama-sama dengan orang tua dan anggota masyarakat, untuk membantu anak-anak dan remaja agar menjadi atau memiliki sifat peduli, berpendirian, dan bertanggung jawab.
Lebih lanjut Williams (2000) menjelaskan bahwa makna dari pengertian pendidikan karakter tersebut awalnya digunakan oleh National Commission on Character Education (di Amerika) sebagai suatu istilah payung yang meliputi berbagai pendekatan, filosofi, dan program. Pemecahan masalah, pembuatan keputusan, penyelesaian konflik  merupakan aspek yang penting dari pengembangan karakter moral. Oleh karena itu, di dalam pendidikan karakter semestinya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sifat-sifat tersebut secara langsung.
Pengertian Pendidikan Karakter

Tujuh Alasan Perlunya Pendidikan Karakter

Menurut Lickona ada tujuh alasan mengapa pendidikan karakter itu harus disampaikan:
  1. Merupakan cara terbaik untuk menjamin anak-anak (siswa) memiliki kepribadian yang baik dalam kehidupannya;
  2. Merupakan cara untuk meningkatkan prestasi akademik;
  3. Sebagian siswa tidak dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya di tempat lain;
  4. Mempersiapkan siswa untuk menghormati pihak atau orang lain dan dapat hidup dalam masyarakat yang beragam;
  5. Berangkat dari akar masalah yang berkaitan dengan problem moral-sosial, seperti ketidaksopanan, ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual, dan etos kerja (belajar) yang rendah;
  6. Merupakan persiapan terbaik untuk menyongsong perilaku di tempat kerja; dan
  7. Mengajarkan nilai-nilai budaya merupakan bagian dari kerja peradaban.

 3. Bagaimana Mendidik Aspek Karakter?

Pendidikan bukan sekedar berfungsi sebagai media untuk mengembangkan kemampuan semata, melainkan juga berfungsi untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermatabat. Dari hal ini maka sebenarnya pendidikan watak (karakter) tidak bisa ditinggalkan dalam berfungsinya pendidikan. Oleh karena itu, sebagai fungsi yang melekat pada keberadaan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa, pendidikan karakter merupakan manifestasi dari peran tersebut. Untuk itu, pendidikan karakter menjadi tugas dari semua pihak yang terlibat dalam usaha pendidikan (pendidik).
Secara umum materi tentang pendidikan karakter dijelaskan oleh Berkowitz, Battistich, dan Bier (2008: 442) yang melaporkan bahwa materi pendidikan karakter sangat luas. Dari hasil penelitiannya dijelaskan bahwa paling tidak ada 25 variabel yang dapat dipakai sebagai materi pendidikan karakter. Namun, dari 25 variabel tersebut yang paling umum dilaporkan dan secara signifikan hanya ada 10, yaitu:
  1. Perilaku seksual
  2. Pengetahuan tentang karakter (Character knowledge)
  3. Pemahaman tentang moral sosial
  4. Ketrampilan pemecahan masalah
  5. Kompetensi emosional
  6. Hubungan dengan orang lain (Relationships)
  7. Perasaan keterikan dengan sekolah (Attachment to school)
  8. Prestasi akademis
  9. Kompetensi berkomunikasi
  10. Sikap kepada guru (Attitudes toward teachers).
Otten (2000) menyatakan bahwa pendidikan karakter yang diintegrasikan ke dalam seluruh masyarakat sekolah sebagai suatu strategi untuk membantu mengingatkan kembali siswa untuk berhubungan dengan konflik, menjaga siswa untuk tetap selalu siaga dalam lingkungan pendidikan, dan menginvestasikan kembali masyarakat untuk berpartisipasi aktif sebagai warga negara.

4. Peran Konselor dalam Pendidikan Karakter di Sekolah

Jika pendidikan karakter diselenggarakan di sekolah maka konselor sekolah akan menjadi pioner dan sekaligus koordinator program tersebut. Hal itu karena konselor sekolah yang memang secara khusus memiliki tugas untuk membantu siswa mengembangkan kepedulian sosial dan masalah-masalah kesehatan mental, dengan demikian konselor sekolah harus sangat akrab dengan program pendidikan karakter.
Konselor sekolah harus mampu melibatkan semua pemangku kepentingan (siswa, guru bidang studi, orang tua, kepala sekolah) di dalam mensukseskan pelaksanaan programnya. Mulai dari program pelayanan dasar yang berupa rancangan kurikulum bimbingan yang berisi materi tentang pendidikan karakter, seperti kerja sama, keberagaman, kejujuran, menangani kecemasan, membantu orang lain, persahabatan, cara belajar, menejemen konflik, pencegahan penggunaan narkotika, dan sebagainya. Program perencanaan individual berupa kemampuan untuk membuat pilihan, pembuatan keputusan, dan seterusnya. Program pelayanan responsif yang antara lain berupa kegiatan konseling individu, konseling kelompok.
Nah demikianlah mengenai pendidikan karakter, begitu pentingnya pendidikan karakter di negeri ini, untuk itu bagi para guru, konselor, dosen maupun orang tua hendaknya senantiasa menanamkan karakter pada anak didiknya. Khusus bagi konselor sekolah di Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung berkewajiban menyelenggarakan program pelayanan yang bernuansa nilai-nilai pendidikan karakter.




Mengapa Hukuman Perlu di Berikan pada Anak?

Setiap orang tua bisa dikata tidak pernah ada yang tidak menghukum anaknya. Dalam batas-batas tertentu, hukuman kepada anak bisa menjadi wajib, dan dalam batas-batas tertentu hukuman tidak diperbolehkan. Tujuan memberikan hukuman agar anak bisa menjadi lebih baik, lebih maju, lebih santun dan lebih berguna bagi teman dan lingkungan di mana anak berada. Bukan hukuman yang akan menjadikan anak semakin terpuruk, sedih, atau malah depresi.
Mengapa Hukuman perlu diberikan pada anak? Ada beberapa alasan mengapa hukuman itu harus diberikan pada anak yang bersalah, diantaranya yaitu:
1. Agar anak tidak mengulangi kejadian yang sama
Ketika sekali waktu anak melakukan kesalahan, mungkin kita bisa memakluminya dan memberikan pengertian, akan tetapi jika berulang kali melakukan kesalahan yang sama maka sebagai orang tua kita bisa marah melihat perilaku demikian. Dalam hal ini hukuman memang dimaksudkan agar anak jera (kapok) untuk melakukan kesalahan yang sifatnya sama.
2. Dapat mengambil pelajaran dan hikmah
Kesalahan bagaimanapun juga akan menjadikan anak untuk bisa mengambil pelajaran tentang peristiwa yang dihadapinya. Dengan pemberian hukuman kepada anak, diharapkan ia akan bersikap hati-hati diwaktu yang sama sekaligus jika ia bisa mensosialisasikan perbuatan yang kurang baik itu hendaknya jangan dilakukan kepada teman, saudara, atau orang lain, itu berarti menandakan bahwa anak sudah bisa mengambil pelajaran atas kesalahannya itu.
3. Konsistensi Sebuah Perjanjian
Hukuman yang baik pada dasarnya adalah sebuah konsekuensi dari perjanjian yang kita buat bersama dengan anak. Makna hukuman yang kita berikan kepada anak harus kita pahami bahwa hukuman bukanlah untuk memuaskan nafsu dan emosi kita ketika anak berbuat kesalahan, dan setelah emosi kita luntur maka berakhirlah hukuman yang kita berikan kepada anak.
Jadi, Hukuman perlu diberikan pada anak karena pada dasarnya pemberian hukuman pada anak diharapakan akan berpengaruh pada jiwanya, setiap anak akan sadar bahwa apapun perbuatan yang ia lakukan akan dimintai pertanggungjawaban.

Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ)

 

Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ)

Beberapa cara yang dipaparkan di atas,  ada beberapa yang juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan emosional  yang kami ambil dalam artikelnya Mocendink, yaitu:
A.Mengenali emosi diri
Ketrampilan ini meliputi kemampuan Anda untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya Anda rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh pesan dari emosi: takut, sakit hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian
B.Melepaskan emosi negatif
Ketrampilan ini berkaitan dengan kemampuan Anda untuk memahami dampak dari emosi negatif terhadap diri Anda. Sebagai contoh keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat Anda mudah marah ataupun frustasi seringkali justru merusak hubungan Anda dengan bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi, selama Anda dikendalikan oleh emosi negatif Anda justru Anda tidak bisa mencapai potensi terbaik dari diri Anda. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga Anda maupun orang-orang di sekitar Anda tidak menerima dampak negatif dari emosi negatif yang muncul.
C.Mengelola emosi diri sendiri
Anda jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu baik atau buruk. Emosi adalah sekedar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Anda mencapai kesuksesan. Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu : Pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada Anda. Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya.
Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya.
D.Memotivasi diri sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional–menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati–adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.
E.Mengenali emosi orang lain
Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan ketrampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Ketrampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara efektif.
F.Mengelola emosi orang lain
Jika ketrempilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antar pribadi, maka ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antar manusia. Ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antar pribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antar korporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antar individu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain.
G.Memotivasi orang lain.
Ketrampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari ketrampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Ketrampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan andal.
Kata kunci artikel :

Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ)

  1. Mengenali emosi diri
Ketrampilan ini meliputi kemampuan Anda untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya Anda rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh pesan dari emosi: takut, sakit hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian
  1. Melepaskan emosi negati
  2. Ketrampilan ini berkaitan dengan kemampuan Anda untuk memahami dampak dari emosi negatif terhadap diri Anda. Sebagai contoh keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat Anda mudah marah ataupun frustasi seringkali justru merusak hubungan Anda dengan bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi, selama Anda dikendalikan oleh emosi negatif Anda justru Anda tidak bisa mencapai potensi terbaik dari diri Anda. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga Anda maupun orang-orang di sekitar Anda tidak menerima dampak negatif dari emosi negatif yang muncul.
  3. Mengelola emosi diri sendiri
  4. Anda jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu baik atau buruk. Emosi adalah sekedar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Anda mencapai kesuksesan.
  5. Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu
  6. Pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada Anda.
  7. Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya.
  8. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya.
  9. Memotivasi diri sendiri
  10. Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional–menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati–adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.
  11. Mengenali emosi orang lain
  12. Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan ketrampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Ketrampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara efektif.
  13. Mengelola emosi orang lain
  14. Jika ketrempilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antar pribadi, maka ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antar manusia. Ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antar pribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antar korporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antar individu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain.
  15. Memotivasi orang lain.
Ketrampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari ketrampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Ketrampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan andal.
Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ)

Tips Menghadapi Ujian Nasional

 

Berikut sedikit Tips Menghadapi Ujian Nasional

1. Persiapan Awal yang Matang
Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil 2B, pulpen,jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.
2. Tetap Tenang dan percaya diri
Yakinkan pada diri kamu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik. Karena percaya diri merupakan poin penting dari salah satu kesiapan dalam ujian nasional. Tanpa adanya kepercayaan diri terkadang otak kita bisa blank hilang konsentrasi. Caranya bisa dengan duduk yang tenang, santai, rileks.
3. Baca, Cermati lalu Pahami baru mengerjakan soal
Tips Menghadapi Ujian Nasional yang ini sangat penting, Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.
4. Hati-hari dalam mengisi Lembar Jawaban Komputer (LJK)
Dalam mengisi Lembar Jawab Komputer (LJK) sebaiknya hati-hati, jangan sampai basah, terlipat dan selalu menjaga LJK dari minyak, jika hal ini terjadi yang ditakutkan adalah tidak mesin scanner tidak dapat mendeteksi jawaban anda. Tentunya hal ini sangat fatal.
5. Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.
Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas.
6. Awali dan Akhiri dengan berdoa
Sebelum kita mulai mengerjakan dan sesudah mengerjakan jangan lupa berdoa kepada Tuhan agar diberikan hasil yang baik. Kita hanya bisa berusaha, Tuhan yang menentukan. Tuhan senantiasa akan melihat kesungguhan usaha kita. Tuhan pun akan melihat kesungguhan hambaNya untuk melakukan suatu usaha jika hambaNya mengiringi usahanya tersebut dengan berdoa.
Jika Anda berhasil lulus Ujian, Selamat! Jika tidak sesuai apa yang Anda harapkan, Ingat bahwa ini bukanlah akhir dari hidup Anda.  Jika ada kesempatan mengulang, tingkatkan usaha dan kemampuan Anda!

Mudah-mudahan tips menghadapi ujian nasional diatas bermanfaat. Semoga sukses…..

PANDUAN UMUM PORSENI KE 4 KEMENAG JATIM 2013


Berikut ini adalah buku panduan Porseni kemenag Jatim Ke 4 Tahun 2013,silahkan di Download

BUKU BSE SD


Berikut ini adalah link download buku BSE untuk Sekolah Dasar Dan MI



  • Download Kelas 1
  • Download Kelas 2
  • Download Kelas 3
  • Download Kelas 4
  • Download Kelas 5
  • Download Kelas 6
  • KISI KISI UJIAN NASIONAL SD/MI 2012 / 2013



    Ujian Nasional untuk tahun pelajaran 2012/2013 tak terasa akan kita laksanakan, oleh karena itu BSNP sudah saatnya untuk mempublikasikan Kis-Kisi UN untuk tahun 2013, selamat mempersiapkan UN semoga UN tahun ini lebih baik lagi.Berikut ini adalah link DOWNLOAD nya.

    Panduan SIM BOS Madrasah dan Pondok Pesantren


    Download panduan SIM BOS Madrasah dan Pondok Pesantren Klik Download

    DOWNLOAD

    TV ONLINE



    TV ONE TRANSTV, INDOSIAR, MIVO TV, TRANS7, ANTV, DAAI TV, SPACETOON K3MI TV Menyusul